Selasa, 16 April 2013

SEJARAH PEMBENTUKAN DESA BOJONGMENGGER


Sejarah Desa Bojongmengger

Pemerintah Desa Bojongmengger yang saat ini termasuk ke dalam Wilayah Kabupaten Ciamis. Berdirinya Desa Bojongmengger mengambil dari titimangsa berpindahnya pusat Pemerintah Desa Cimengger Dusun Cimengger sekarang ke Wilayah Bojong Dusun Bojong sekarang sekitar Tahun 1913 oleh R.H.Imam Poera. Kedua wilayah tadi masih merupakan wilayah kekuasaan Kabupaten Galuh yang berubah menjadi Kabupaten Ciamis pada tanggal 12 Juni 1642.
Pada awalnya ke Wilayah Bojong sekarang datang seorang utusan Syeh Sarif Hidayatuloh yang terkenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon untuk mernyebarkan Agama Islam di Wilayah Kabupaten Galuh pada waktu itu yang bernama Kiai Hamami.
Bersama-sama pengikutnya Kiai Hamami membuka hutan jati  di sekitar Bojong untuk mendirikan tempat menyebarkan ajaran Islam yang sekarang menjadi Mesjid Jamie Baturahiem. Menurut cerita orang tua wilayah hutan jati tersebut tidak ada yang berani membuka karena di anggap sangatlah angker. Kiai Hamami mempunyai pertimbangan jika dibangun pusat penyebaran agama Islam di tempat itu mempunyai keuntungan antara lain dekat dengan sumber mata air yang sangat melimpah yaitu Ranca Bunar, dekat dengan sungai Cimengger, dekat dengan jalan umum yang banyak dilalui oleh pejalan kaki dan merupakan alar jalan ke kota Kabupaten.
Sebagai seorang pemimpin, beliau menyelenggarakan urusan pemerintahan tidak bertempat di sekitar Bojong, tapi beliau mendirikan balai pertemuan di Cimengger yang sekarang menjadi Dusun Cimengger. Maka lengkaplah wilayah Bojong menjadi wilayah yang difungsikan sebagai pusat penyelenggaraan pemerintahan yang beribukota di Cimengger.
Sejak saat itu tidak diketahui secara pasti para Kuwu yang menjabat di Desa Cimengger. Tetapi sampai pada tahun 1913 Desa Cimengger waktu itu dipimpin oleh seorang Kuwu yang bernama Kuwu Satria. Pada masa pemerintahan Kuwu R.H. Imam Poera sebagai pengganti Kuwu Satria memindahkan pusat pemerintahan/kantor desa ke wilayah Bojong dengan pertimbangan Wilayah Bojong dianggap lebih strategis dibandingkan dengan di Wilayah Cimengger. Maka sejak saat itu Desa Cimengger berubah menjadi Desa Bojongmengger. Bojong diambil dari kata Bojong Galuh sedangkan Cimengger diambil dari desa lama yang berdekatan dengan Kali Cimengger.
Bersamaan dengan pemindahan pemerintahan kantor Desa Cimengger ke Bojong dibangun pula beberapa pendukung antara lain pasar sebagai pusat perekonomian warga masyarakat Desa Bojongmengger yang sekarang menjadi Pasar Desa Bojongmenger.
Pada Masa Revolusi, kantor desa dan fasilitas lainnya pernah dibumihanguskan oleh Tentara Nasional Indonesia karena takut digunakan oleh Penjajah Belanda yang saat itu bermarkas di Warung Jati. Setelah selesai Masa Revolusi kantor desa dan bangunan-bangunan lainnya di bangun kembali pada masa pemerintahan Kuwu Eman Soelaeman sampai dengan tahun 1963.
 Silsilah para Kuwu yang pernah menjabat di Desa Bojongmengger ;
1.            Kuwu Satria (Desa Cimengger sampai 1913)
2.            Kuwu R.H. Imam Poera (1913 – 1930)
3.            Kuwu Eman Soelaeman (1930 – 1963)
4.            Kuwu Oon Wirya (1964 – 1965) (Caretaker)
5.            Kuwu Letda Soebardi (1965 – 1966) (Caretaker)
6.            Kuwu  Kanja (1967 – 1974)
7.            Kuwu Ukas Sukasah (1975 – 1978) (Caretaker)
8.            Kuwu A. Sule Subardjo (1978 – 1988)
9.            Kuwu Ach Supendi (1989 – 1997)
10.        Kuwu T. Johari (1998 – 2001)
11.        Kuwu Eman Sulaeman (2001 – 2006)
12.        Kuwu Eman Sulaeman (2007 sampai  Sekarang)

2 komentar:

  1. Bagus, ada yg peduli menggali sejarah desa bojongmengger, mdah"an kedepan bisa menggali lebih luas lagi ttg ds bojong ...

    BalasHapus
  2. Ada yg tau letak persembunyian belanda di warung jati di mana aja ga?

    BalasHapus

Komentarnya yang sopan dan beretika yaa....